Rabu, 07 Maret 2012

Sinopsis Mengenai Film Negeri 5 Menara

Assalamu'alaikum Wr . Wb

Saya wiwit oktafiani ingin memberikan sinopsis mengenai film " Negeri 5 Menara " , banyak inspirasi yang saya dapat setelah saya menyaksikan film tersebut . Inspirasi tersebut terutama yaitu mengenai bersungguh-sungguh dal belajar dan bersungguh-sungguh dalam menggapai cita-cita yang setinggi-tingginya .

Inilah sinopsis mengenai film " Negeri 5 Menara " yang saya buat .




Film Negeri 5 Menara bercerita tentang kehidupan 6 santri yang berasal dari 6 daerah yang berbeda di Indonesia, Mereka bersama sama menuntut ilmu di Pondok Madani ponorogo, jawa timur. Setelah sekian tahun masing masing akhirnya berhasil mewujudkan mimpi pribadinya menggapai jendela dunia 

Enam sekawan itu adalah Alif Fikri Chaniago dari Maninjau, Raja Lubis dari Medan, Said Jufri dari Surabaya, Dulmajid dari sumenep, Atang dari Bandung dan Baso Salahudin dari Gowa.

Lika liku kehidupan enam sekawan ini saat menimba ilmu dan perjuangan mereka untuk mendapatkan ilmu setinggi tingginya .

Alif yang diperankan oleh  adalah seorang anak sederhana yang baru saja lulus SMP di Maninjau. Bersama sahabatnya Randai yang diperankan oleh, Alif ingin melanjutkan SMA di kota Bandung dan kemudian masuk ke Kampus idamannya, ITB.

Ketika Amak-nya memaksa Alif untuk melanjutkan SMA ke Pondok Madani, sebuah pesantren di sudut Ponorogo, jawa Timur. Alif merasa dunianya terhenti. Impiannya melanjutkan ke SMA umum dan keinginannya meneruskan kuliah ke ITB seakan-akan telah pupus. Setengah rela akhirnya dia mengikuti kemauan Amak-nya yang berkeinginan membantah stigma bahwa pesantren adalah tempat siswa ‘buangan’ atau bermasalah dengan nilai pas-pasan. Saat Alif tiba di Pondok Madani bersama Ayah , hatinya makin remuk. Tempat itu benar-benar makin ‘kampungan’ dan mirip penjara di matanya. Ditambah lagi dengan keharusan mundur setahun untuk kelas adaptasi. Alif menguatkan hati untuk mencoba menjalankan setidaknya tahun pertama di Pondok Madani ini.

Di Pesantren Madani, Alif yang masih merasa ragu masuk pesantren, berkenalan dengan lima sahabatnya: Said, Raja, Atang, Dulmajid, dan Baso.

Awalnya, Alif lebih sering menyendiri. Namun, seiring berjalannya waktu, Alif mulai bersahabat dengan teman-teman satu kamarnya, yaitu Baso dari Gowa, Atang dari Bandung, Said dari Surabaya, Raja dari Medan, dan Dulmajid dari Madura. Mereka berenam selalu berkumpul dan berdiskusi tentang apapun di bawah menara mesjid pondok pesantren saat waktu luang membuat mereka menjuluki kelompoknya sebagai sahibul menara. Sejak tahun pertama, mereka bercita-cita pergi merantau ke negara-negara yang memiliki bangunan dan menara yang terkenal di dunia saat dewasa kelak.

Kehidupan pesantren dijalani enam sahabat itu. Dari mulai berusaha mengikuti peraturan asrama yang ketat, kucing-kucingan dengan senior yang selalu siap menghukum mereka apabila tertangkap basah melanggar peraturan, sampai berkompetisi memenangkan begitu banyak perlombaan di pesantren agar semakin ‘eksis’. Beruntung mereka dibimbing oleh ustad-ustad yang baik serta pimpinan pesantren yang bijaksana, Kiai Rais. Terlebih lagi, metode belajar para guru yang terkadang lain dari biasanya membuat mereka tertarik dan menikmati proses pembelajaran. Setelah sahibul menara kehilangan salah satu anggotanya, barulah Alif memantapkan pilihannya dan batal untuk pergi ke Bandung menyusul Randai, sahabatnya yang masuk ke sekolah umum.

Para sahibul menara selalu berpikir visioner dan bercita-cita besar. Mereka masing-masing memiliki ambisi untuk menaklukan dunia. Dari tanah Indonesia, Amerika, Eropa, Asia hingga Afrika. Dibawah menara Madani, mereka berjanji dan bertekad untuk bisa menaklukan dunia dan mencapai cita-cita; Dan menjadi orang besar yang bisa bermanfaat bagi banyak orang.


Amanat dari sinopsis yang saya buat ini yaitu janganlah pernah ragu dalam belajar dan meraih cita-citamu setinggi-tingginya , tetapi Yakinlah dan Bersungguh - sungguh dalam belajar dan meraih cita-citamu yang setinggi-tingginya ..

KAMU PASTI BISAA ! ! ! 

Sekian dari saya 

Wassalamu'alaikum Wr. Wb .




1 komentar: