Sabtu, 11 Februari 2012

Keadilan cara singa

    alkisah, di dalam hutan ada tiga ekor binatang yang bersepakat untuk berburu bersama . para binatang tersebut adalah singa, serigala, dan musang. Singa berpikir, " Sungguh melelahkan dan memakan sangat banyak tenaga untuk berburu sendiri . Apalagi, saat ini aku telah menjelang tua, aku cepat sekali merasa lelah dan kehabisan tenaga. Bahkan aku khawatir, bila terjadi kecelakaan pada diriku, seperti patah kaki misalnya, akan menjadi vonis mati bagiku karena aku tidak mampu lagi untuk berburu mengejar mangsa dan bertarung untuk menaklukkan lawan-lawanku. Aku akan mati perlahan-lahan bila hidup seperti ini.

" Akhirnya, sang singa memutuskan untuk kerja sama dengan dua binatang yang lain, yaitu seekor serigala dan musang. Dijumpailah serigala dan musang, dan diutarakanlah maksudnya untuk bekerja sama .
    setelah singa tersebut mampu meyakinkan musang dan serigala bahwa kerja sama ini akan menguntungkan semu pihak, mereka pun membuat rencana. Musang akan mempersiapkan jebakan berupa lubang di dalam tanah, dankarena kepandaiannya memanjat ia juga memasang tali-menali untuk menjerat binatang buruannya. Selanjutnya, serigala akan menggiring mangsa buruannya ke arah jebakan yang telah dipersiapkan oleh musang. Setelah binatang buruan masuk perangkap, singa akan menyelesaikan sisanya, yaitu membunuh binatang yang telah tidak berdaya dalam perangkat.
    Pada petang hari, setelah seharian mereka berburu, mereka mendapat tiga binatang buruan, yaitu seekor anak sapi, seekor rusa, dan seekor ayam. sebagai kepala rombongan yang berhasil tersebut, mengajak serigala dan musang untuk merundingkan pembagian hasil buruan tersebut. Singa mengatakan, " Hari ini kita telah sangat berhasil dalam kerja sama, oleh karena itu aku minta serigala untuk membagi hasil perburuan kita dengan adil.'' " Awas," lanjut singa, " hanya keadilan saja yang boleh aku dengar !" Serigala tertawa mendengar usulan singa tersebut , hatinya bangga dimintai pendapat yang sangat jelas seperti itu. Serigala menyerahkan,"Ah, itu mudah saja.Sapi yang besar dan gemuk itu menjadi bagian paduka, sebagai ketua rombongan. Ayam menjadi bagian musang, sedangkan rusa akan menjadi bagianku sendiri."Mendengar saran serigala ini, singa menjadi sangat berang. Singa melompat dan menerkan sirigala. Badan serigala di cabik-cabik, kulitnya dikelupas dan yang terakhir kepala serigala dipecahkan dengan cakar singa yang besar dan kuat. Singa berteriak-teriak kepada bangkai serigala yang sudah hancur berantakan itu;" Apakah kamu tidak tahu siapa diriku ? Jadi apa kamu bila tidak ada aku ? Apa yang bisa kamu lakukan sendiri tanpa bantuanku?" teriak singa sambil menginjak-injak bangkai serigala.
   Setelah merasa puas, singa menyumpah serapah bangkai serigala yang berhamburan. Singa berbalik dan menatap musang dengan pandangan mata yang sangat tajam. Kemarahan masih terlihat jelas dari mimik mukanya. tanya kepada musang, " Coba terangkan kepadaku cara pembagian binatang buruan ini seadil-adilnya. Ingat, hanya cara yang adil yang boleh engkau ucapkan bila tidak ingin bernasip seperti serigala keparat ini !" kata singa dengan tatap mata yang sangat tajam kepada musang. Musang berpikir sejenak. Selanjutnya, musang mengatakan, " sapi akan menjadi bagian dan makan pagi bagi tuanku.
Rusa akan menjadi makan siang bagi tuanku juga, sedangkan ayam akan menjadi makan malam bagi tuanku juga." Mendengar hal ini, singa berbahak-bahak dan puas sekali. Singa sangat kagum atas kecerdasan musang. Ia pun bertanya kepada musang, " kamu sendiri akan makan apa ?" Musang menjawab, " Hamba cukup senang bila hamba dapat mengabdi kepada tuanku, hamba senang bila tuanku sudah kenyang." Dengan gagah, singa bersiap-siap menyantap hidangan yang lezat yang telah tersedia, tetapi dia berbalik lagi kepada musang dan bertanya " Dari mana engkau mampu mempelajari hikmah dari keadilan yang begitu mulia ini ?" Musang mejawab, " Aku belajar hkmah keadilan yang dalam ini dari tengkorak kepala serigala yang telah hancur berserakan." 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar